Kamis, 14 Desember 2017

......



JOSSSSS…CRETTOL
Memasuki awal November 2017 ini, Malang tak henti diguyur hujan.Tak siang tak malam, pagi ini pun begitu. Kulihat rintik hujan membasahi jendela kaca kamarku. Aku merapatkan jaketku karena dingin benar-benar tak mau kompromi.
Aku melihat lagi jadwal pelajaranku hari ini, ada empat mata pelajaran yang harus ku ikuti. Jadwal nya beruntun mulai jam 7:30 sampai jam 11:30. Berarti aku harus siap siap energi , karna tak ada waktu istirahat untuk sekadar mengisi perut. Apalagi dingin-dingin begini,perut mudah terasa perih kalau lagi lapar. Aku menyempatkan makan dua roti bolu yang kubeli kemarin. Untuk mengganjal perut sementara, selama pelajaran nanti.
Kuambil buku-buku dan beberapa catatan penting kedalam tas ransel putih ku. Tas butut yang senantiasa menemaniku kemanapun aku pergi.Tak lupa kumasukkan juga sarung kebanggaanku,pemberian ibu pada hari raya Idul Fitri dua tahun lalu. Aku tak mau kebingungan waktu mau sholat hanya karena celana yang kupakai tiba-tiba terkena najis. Tanah yang basah akan senantiasa memuncrat tatkala aku lewati.
Setelah dirasa cukup Persiapan. Aku bergegas keluar kamar dan mengunci pintu kamarku dan segera berangkat ke sekolah. Sekolahku tak terlalu jauh dari rumah,mungkin hanya setengah kilometer saja.
*****
Kusalami semua orang yang berdiri di gerbang begitu ku sampai di sekolah.Kulihat ada Pak Ba’i , dia adalah satpam di sekolahku,dan dua guru lainnya ,Pak Bahali dan Bu Kori. Kebiasaan di sekolahku ini patut di acungi jempol,dimana seorang guru setiap hari menyambut murid-muridnya untuk bersalaman dan memotifasi siswa biar lebih semangat dalam belajar. Subhanallah,luar biasa menurutku.
Ku taruh tas putihku kelorong meja sesampaiku di kelas. Beberapa saat kemudian tampak sekilas dari jendela kelasku sesosok pria paruh baya berjalan menuju kelas, yap, itu adalah Pak Suhar beliau adalah guru pengampu matapelajaran antropologi di kelasku,beliau adalah satu-satunya guru baru yang baru masuk dua tahun lalu disekolah ini.
“Assalamualaikum” Sapanya begitu memasuki ruangan kelas
“Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh” jawab anak-anak serempak.
Dan tak lama setelah presensi absen , pelajaranpun dimulai.
*****
Kulangkahkan kakiku menuju musholla sekolah begitu pelajaran selesai. Musholla sekolah tak jauh dari kelasku mungkin hanya dua menit untuk menempuhnya. Ku keluarkan sarung kebanggaanku sesampaiku di musholla, aku bergegas masuk kedalam untuk menunggu waktu Dhuhur sambil niat duduk I’tikaf.
Musholla ini masih sangat sepi hanya ada aku dan tiga siswa lain yang malah asyik ngobrol di serambi. Aku pun masih asyik dengan lantunan dzikirku sendiri,karna menurutku membaca Dzikir dan menyepikan diri di musholla bisa menyejukkan hati dan menyegarkan pikiran,disamping itu kita juga sudah diberi pahala oleh Allah meskipun hanya sekedar berdiam diri, Ketimbang hanya ngobrol berjam-jam diwarung dengan obrolan yang belum tentu bermanfaat. Kulihat jam menunjukkan pukul 11:32 ,tetap kulantunkan dzikirku sambil merenungi hari-hari yang telah lalu,dan tak lama kemudian suasana pun menjadi gelap.
*****
“Har, lapo kon iku, ndang Adzano wes lohor iki” terdengar suara Mas Bambang dari belakang mengagetkanku.
“Nggeh kang sekedap”, jawabku sambil berdiri dan bergegas mengumandangkan Adzan dan segera sholat dengan para siswa yang lain.
“Har,sido opo ora iki?” tanya Mas Bambang setelah sholat.
“Sido lapo kang?” tanyaku balik dengan keheranan.
“Ya’opo  se saiki arema maen Sam.” jawab Mas Bambang kembali dengan senyum semangat.
“jiangkrik,iyo rek ,yaopo iki ladub ta?” tanyaku ke Mas Bambang dengan bahasa khas arek Malang.
“yo iyo ta jel ladub,jare Aremania sejati” jawab Mas Bambang dengan kerennya.
*****
Setelah sholat Ashar, kusiapkan bekal apa adanya yang sekiranya perlu untuk dibawa kedalam ranselku dan kupakai kaos oblong bertuliskan AREMA MALANG, aku pun berpamitan pada ibuku,dan segera menuju musholla untuk memenuhi janjian dengan Mas Bambang
Sampai di depan musholla ternyata Mas Bambang sudah siap dengan atribut khas Arema. Sudah menunggu di situ temanku yang lain ,Sugeng, Handoko, dan Ndaru. Sementara itu beberapa Aremania sudah berlalu lalang menggunakan kendaraan bermotor menuju Kanjuruhan.
 ”Rek ngenteni opo maneh iki?” Tanyaku pada teman-teman.
 “Loh yo opo se koen iku yo ngenteni gandolan tah mosok ngenteni Taksi, iku lak menteri hahaha” jawab Ndaru sambil tertawa.
Setelah lama berdiri di depan Musholla dan menanti ada mobil terbuka yang mau di tumpangi akhirnya datang juga pick up kosong arah Pakisaji yang besedia berhenti. Tanpa pikir panjang aku dan keempat temanku langsung melompat  naik. Dan tak terasa pick up yang kami tumpangi pun berhenti sampai arah pakisaji,kamipun langsung turun dan berterima kasih kepada sopir pick up yang baik hati itu.
Sambil menunggu ada tumpangan kami pun berjalan. Dari arah pertigaan ada segerombolan Aremania satu truk penuh tak tersisa sedikitpun sepertinya dicarter orang satu RW yang bernyanyi di jalan , “Ya Allah Ya rohman Ya roheeem kabukanlah doa dari kami,kami aremania pendukung singo edan jadikanlah arema juara”.     *****          Setelah menunggu lama dan tak ada satupun tumpangan yang mau berhenti,kamipun terpaksa ngojek dan akhirnya sampai di sekitar stadion Kanjuruhan “waduh yo opo ke iki? Mugo-mugo ae gak oleh tiket sing laham. Mosok mentolo Calo-calo iku nang arek koyok awake dewe iki?” kataku pada teman-teman. Setelah berputar putar mencari tiket akhirnya aku melihat di loket stadion ada tulisan “TIKET EKONOMI MASIH TERSEDIA HARGA 10 RIBU SAJA OM”. Melihat tulisan tersebut aku dan teman-teman langsung berlari menuju loket dan mendapatkan tiket. Akhirnya tiket bertuliskan “AFC Champions League” AREMA INDONESIA FC (Indonesia) VS CEREZO OSAKA (japan) berada dalam genggaman. Setelah menantri beberapa saat kamipun bisa masuk ke stadion. Stadion pun penuh sesak dengan puluhan ribu Aremania. Aku dan teman-temanpun mengambil tempat dibawah papan skor. Kami sengaja mengambil tempat di situ karena memang ingin bergoyang dan menyanyi dekat dengan sang Conductors Yuli sumpil.
Pertandingan berlangsung seru kedua tim menampilkan penampilan cantik. Setelah ditunggu-tunggu akhirnya arema bisa membuat kiper kawakan cerezo osako sugito hyun memungut bola dari gawangnya setelah Norman Chmelo berhasil menceploskan bola kegawangnya. Arema unggul 1-0 dan skor tersebut bertahan hingga turun minum.
*****
Peluit panjang di bunyikan oleh wasit Popong Siswoyo dengan skor akhir 1-0 untuk kemenangan Arema. Aremania pun berpesta ,Sang pelatih Antoni jaenudin dollah mengajak para pemain untuk ke tengah lapangan mereka menyapa Aremania dan mengucapkan terimakasih atas dukungannya.
             Setelah berdesak-desakan dalam stadion akhirnya Aku, Handoko, Sugeng, Ndaru, dan Mas Bambang bisa keluar dari stadion. Kami berjalan menyusuri jalan yang penuh sesak Aremania yang kebanyakan membawa roda dua. Dan kami pun nebeng kepada aremania yang lain meskipun hanya sampai pertigaan sabilillah.
Hari sudah petang. Jam di depan sebuah toko elektronik menunjukkan pukul 19.00. Aku dan teman-teman berjalan menyebrang jalan ke arah pertigaan di iringi gemerlapnya sorot lampu kendaraan. Kami pun langsung memasuki Mikrolet jurusan Lawang-Arjosari untuk bisa pulang ke Singosari. Inilah pengalaman yang tak bisa dilupakan penuh haru,Lelah, letih, debu yang melekat dalam tubuh, sepertinya tak menjadi masalah buat ku dan para Aremania yang lain. Demi suatu kebanggaan yang yang coba mereka pertahankan meski di tengah keterbatasan. SALAM SATU JIWA …


Tidak ada komentar:

Posting Komentar